WASTU CITRA
Pengantar Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur
Sendi-sendi Filsafatnya Beserta Contoh-contoh Praktis
YB Mangunwijaya
BAB 2
BAHASA UNGKAPAN
Manusia tidak hanya
berbahasa dengan bercakap lidah tetapi dengan lambaian tanganjuga,angguk
kepala,kerling mata,lari menyambut,sayang mendekap,jengkel membelakangi,dengki
meninju dan sebagainya,tubuh manusia yang menghubungkan yang serba dalam batin
dengan alam semesta yang di luar diri kita,khususnya yang berciri materi.
Fungsi-fungsi fisik
dan biologik manusia bersatu alam dan bersatu hukum dengan dunia semesta fisik
di sekeliling kita,ya bahkan dengan seluruh dunia materi angkasa raya juga.Bila
kita makan,minum,tidur atau bernafas dan sebagainya, asas-asas proses makan,
minum, melihat, mendengar dan sebagainya yang kita jalankan, sama dengan
asas-asas penglihatan, pendengaran, pernafasan, yang kita jumpai dalam dunia
flora dan fauna.Itu dari segi proses-proses fisika,kimia dan lain-lain.
Tentulah ada
proses-proses lain yang menuntun,memberi arah , dan menjiwai gerak-gerik fisik
manusiawi tadi, sehingga gerak dan sikap manusia memiliki hakikat dan arti yang
mengatasi dunia flora,fauna dan alam materi belaka, dan begitu manusia melihat,
mendengar, berpikir, bercitarasa secara manusiawi dan semakin manusiawi. Akan tetapi
kerangka dasar segi fisiknya mengikuti hukum-hukum asas yang sama.Itu terjadi
karena manusia adalah makhluk yang bertubuh.
Hal yang sama juga sudah dipahami juga oleh
para pemikir nenek moyang kita,seperti misalnya yang disebut dalam salah
satu”Serat Dewa Ruci” “Yang disebut hidup tak lain
adalah tubuh jasmani denagn batinnya, ibarat bejana dengan isinya. Biar bejana
tetapi bila tanpa isinya sia sia disebut bejana, tidak semesta dan tidak
berguna, demikian sis tanpa bejana, sungguh hal yang mustahil. Demi hidup yang
baik dibutuhkan bejana dan isi, sebaiknya kedua-duanya.”
jadi bukan bukan dualisme: jasmani dan roh, melainkan kestuan
tunggal hakiki: jasmani-rohani, rohani-jasmani, itulah manusia.
Konstruksi lengkung-lengkung batu alam yang
sempurna dari segi ilmu statika mencitrakan diri dalam wujud yang indah.
Pulchrum
splender est verittis pada aquaduct di kota meksiko. Kontruksi lengkung
lengkung batu alam yang sempurna dari segi statistik membuat indah untuk
dipandang.
Tubuh adalah kendaraan
kehadiran kita di dunia. Untuk makhluk yang hidup, memiliki tubuh berarti bergumuldi
dalam suatu lingkungan tertentu, berhadapan dengan hal hal tertentu dan
melibatkan diri engannya tanpa henti.
Tubuh dalam arti mulia adalah ruang yang
mengungkapkan diri ( A. Merleau Ponty )
“tubuh kita tidak hanya suatu
ruang ekspresif diantara yang lain, tubuh seyogyanya jangan dibandingkan dengan
benda fisik, tetapi lebih kekarya seni, seperti percakapan tidak hanya kata
kata, melainkan aksen, warna nada, gerak ulah dan sikap badan".
Perhatikan cara pembuatan, peletaan, pemberian bentuk bentuk rumah jepang ini. Kejelasan, kebenaran, dan fungsional dapat dipertanggung jawabkan. Bahkan lengkung atap pun rasional nan indah.
Kesederhanan dan keselarasan. Bangunan shosin di Bait Todaiji. Ini dibuat dari balok kayu yang berpenampang segitiga yang disebut gaya azegura. Dengan penampang segitiga otomatis sisi bawah dan sisi atas saling menutup rapat. Sehingga harta benda di dalam tidak dapat ditembus oleh kelembaban dari luar.
Kita berbahasa, melangkah, berarsitektur, agar kita semakin menyempurnakan diri kita, semakin manusia dan manusiawi. Dari sebab itu arsitek bukan karena soal kemewahan, dan harga mahal, arsitek yang baik juga tidak harus mengikuti gaya terbaru, gaya yang sedang laku dan sebagainya. “ A thing of beauty is a joy forever “. Salah satu kemuliaan bahasa arsitektur adalah kejujuran ataupun kewajaran.
Bentuk bentuk gelombang pasir seperti gelombang air pun, adalah hasil dari daya angin dan daya berat pasir, hal ini wajar dan alami, terlihat indah bukan.
Pemukiman orang orang Arfura di Australia Utara Kita melihat bahwa kita melihat dari segi pemanfaatan praktis, gubug ini sudah memenuhi syarat. Atap berbentuk panggung secara kebetulan melayang panas matahari, hujan dan banjir rawa. Namun rumah Arafura baru memberikan satu kelebihan yaitu dapat dipakai menurut kebutuhan pemakai. Sedangkan rumah Batak dan Rumah Jepang, kelebihan bukan dari biayanya, melainkan dari fungsi, rumah ini mengangkat jiwa manusia kepada yang lebih luhur.dengan kata lain: selain dari unsur guna juga dari unsur budaya atau citra.
Pulchrum aplendor est veeritalis adalah tolok ukur pula perabotan rumah tangga kreasi Finlandia