Selasa, 03 Juni 2014

Resume Buku





WASTU CITRA

Pengantar Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur Sendi-sendi Filsafatnya Beserta Contoh-contoh Praktis

YB Mangunwijaya

BAB 2
BAHASA UNGKAPAN
Manusia tidak hanya berbahasa dengan bercakap lidah tetapi dengan lambaian tanganjuga,angguk kepala,kerling mata,lari menyambut,sayang mendekap,jengkel membelakangi,dengki meninju dan sebagainya,tubuh manusia yang menghubungkan yang serba dalam batin dengan alam semesta yang di luar diri kita,khususnya yang berciri materi.
Fungsi-fungsi fisik dan biologik manusia bersatu alam dan bersatu hukum dengan dunia semesta fisik di sekeliling kita,ya bahkan dengan seluruh dunia materi angkasa raya juga.Bila kita makan,minum,tidur atau bernafas dan sebagainya, asas-asas proses makan, minum, melihat, mendengar dan sebagainya yang kita jalankan, sama dengan asas-asas penglihatan, pendengaran, pernafasan, yang kita jumpai dalam dunia flora dan fauna.Itu dari segi proses-proses fisika,kimia dan lain-lain.
Tentulah ada proses-proses lain yang menuntun,memberi arah , dan menjiwai gerak-gerik fisik manusiawi tadi, sehingga gerak dan sikap manusia memiliki hakikat dan arti yang mengatasi dunia flora,fauna dan alam materi belaka, dan begitu manusia melihat, mendengar, berpikir, bercitarasa secara manusiawi dan semakin manusiawi. Akan tetapi kerangka dasar segi fisiknya mengikuti hukum-hukum asas yang sama.Itu terjadi karena manusia adalah makhluk yang bertubuh.
Hal yang sama juga sudah dipahami juga oleh para pemikir nenek moyang kita,seperti misalnya yang disebut dalam salah satu”Serat Dewa Ruci” Yang disebut hidup tak lain adalah tubuh jasmani denagn batinnya, ibarat bejana dengan isinya. Biar bejana tetapi bila tanpa isinya sia sia disebut bejana, tidak semesta dan tidak berguna, demikian sis tanpa bejana, sungguh hal yang mustahil. Demi hidup yang baik dibutuhkan bejana dan isi, sebaiknya kedua-duanya.”

jadi bukan bukan dualisme: jasmani dan roh, melainkan kestuan tunggal hakiki: jasmani-rohani, rohani-jasmani, itulah manusia.


 Konstruksi lengkung-lengkung batu alam yang sempurna dari segi ilmu statika mencitrakan diri dalam wujud yang indah.
Pulchrum splender est verittis pada aquaduct di kota meksiko. Kontruksi lengkung lengkung batu alam yang sempurna dari segi statistik membuat indah untuk dipandang.

   Tubuh adalah kendaraan kehadiran kita di dunia. Untuk makhluk yang hidup, memiliki tubuh berarti bergumuldi dalam suatu lingkungan tertentu, berhadapan dengan hal hal tertentu dan melibatkan diri engannya tanpa henti. 
   Tubuh dalam arti mulia adalah ruang yang mengungkapkan diri ( A. Merleau Ponty )
“tubuh kita tidak hanya suatu ruang ekspresif diantara yang lain, tubuh seyogyanya jangan dibandingkan dengan benda fisik, tetapi lebih kekarya seni, seperti percakapan tidak hanya kata kata, melainkan aksen, warna nada, gerak ulah dan sikap badan".

       Perhatikan cara pembuatan, peletaan, pemberian bentuk bentuk rumah jepang ini. Kejelasan, kebenaran, dan fungsional dapat dipertanggung jawabkan. Bahkan lengkung atap pun rasional nan indah.


         Kesederhanan dan keselarasan. Bangunan shosin di Bait Todaiji. Ini dibuat dari balok kayu yang berpenampang segitiga yang disebut gaya azegura. Dengan penampang segitiga otomatis sisi bawah dan sisi atas saling menutup rapat. Sehingga harta benda di dalam tidak dapat ditembus oleh kelembaban dari luar.
          Kita berbahasa, melangkah, berarsitektur, agar kita semakin menyempurnakan diri kita, semakin manusia dan manusiawi. Dari sebab itu arsitek bukan karena soal kemewahan, dan harga mahal, arsitek yang baik juga tidak harus mengikuti gaya terbaru, gaya yang sedang laku dan sebagainya. “ A thing of beauty is a joy forever “. Salah satu kemuliaan bahasa arsitektur adalah kejujuran ataupun kewajaran.
              Bentuk bentuk gelombang pasir seperti gelombang air pun, adalah hasil dari daya angin dan daya berat pasir, hal ini wajar dan alami, terlihat indah bukan.

                  Pemukiman orang orang Arfura di Australia Utara Kita melihat bahwa kita melihat dari segi pemanfaatan praktis, gubug ini sudah memenuhi syarat. Atap berbentuk panggung secara kebetulan melayang panas matahari, hujan dan banjir rawa. Namun rumah Arafura baru memberikan satu kelebihan yaitu dapat dipakai menurut kebutuhan pemakai. Sedangkan rumah Batak dan Rumah Jepang, kelebihan bukan dari biayanya, melainkan dari fungsi, rumah ini mengangkat jiwa manusia kepada yang lebih luhur.dengan kata lain: selain dari unsur guna juga dari unsur budaya atau citra.

                      Pulchrum aplendor est veeritalis adalah tolok ukur pula perabotan rumah tangga kreasi Finlandia